Pages
36
Makin bertambah kasih sayangnya / Seperti minyak penuh ditatangnya
Kasih setimbang badan dan nyawa / Habis tempat utama jiwa Semalaman tak tidur muda kedua / Gila dengan membujuk jua
Tiadalah lepas dari pangku / Dipeluk dicium berbagai cumbu Seperti menyudahkan kasih laku / Habislah kata yang manis madu
Waktu pun sudah dinihari / Beradulah ia laki isteri Berkokoklah (h)ayam fajar pegari / Rawan rasanya tiada terperi
Telah ia bangun dua laki isteri / Mandi limau berlangir diri Wajahnya pucat berseri-seri / Menambah manis tiada terperi
Telah sudah mandi berkasai(1) / Keduanya berhias seperti mempelai Selengkap pakaian ia memakai / Seperti orang kahwin terlalu [bestari?]
Berlelancing geringsing wayang / Lelakon Pandawa sedang berperang Terlalu elok paras gemilang / Sepertikan tiada [lagi?] dipandang
Berkampuh bekas tubuh isterinya / Kesumba murup(2) pelangi pancanya Dengan air emas tulisnya / Bersabuk cindai hijau warnanya
37
Berkeris landean(1) anak setara? / Ditatah dengan emas adikara Berkemar emas perbuatan segara / Bersubang intan pepeluk mutiara
Bergelang emas berastakona / Dikembar dengan gelang kana Berpedaka permata warna / Beranting-anting berastakona
[Ber-s-a-w-t?] sandang mutiara dikarang / Berlengkap alit permata cemerlang Bertapih [?] panji warna muda gemilang / Bersunting bunga [kh-h-r h?] dipandang
Bibirnya manis menyerlah [t-m-w-r-t?] / Giginya hitam amat berkilat Paras seperti puspa ningrat / Segala yang memandang rasanya ghairat (ghairah)
Rambutnya ikal mayang mengkar(2) / Memakai jamang emas berlingkar Manis seperti susu dan sakar / Pada masa itu itu dicahari sukar
Kening seperti awan ditulis / Misainya tambah sedikit manis Seperti laut madu kandis / Sudah memakai makin manjelis
Berapa urapan dan halambak (kelembak)(3) / Dicampur dengan narwastu(4) pulak Baunya harum amat semerbak / Matanya manis memakai celak
Lalu duduk meriba isterinya / Ken Lamlam Arsa pun sudah dihiasinya.
38
Berkampuh serupa dengan suaminya / Makin bertambah baik rupanya
Bergandik emas didandan / Memakai kemar perbuatan Sailan Bersubang [k/g-w-i-k?] intan / Berpedaka permata [p-s-ng-k-w-t-n?]
Ber[t-t-i-s?] putih tali juita / Bersekar suhun(1) emas semena
Ber[u-s-t?] [r-k-n?] wilis / Barang lakunya cantik manjelis (majelis) Elok parasnya seperti ditulis / Anak rambutnya melentik wilis
Bersunting bunga melur digubah/ Sedap manis makin bertambah Seperti bunga terkarang sudah / Sayang sedikit menaruh gundah
Mukanya [u-n-s?] pucat manis / Matanya balut bekas menangis Bagaikan titik gula kandis / Ekor matanya sepertikan tiris
Bibirnya hitam [k-m-n-t-r-h?] / Giginya laksana delima merkah Bekas ber[s-i-g-r?] terlalu merah / Bertambah manis baharu ditatah
Rambutnya ikal dengan permainya / Terlalu sekali baik rupanya Seperti dapat digambarkannya / Sadu perdana barang lakunya
Cahaya durja gilang gemilang / Sedap manis tiada kepalang
39
Meng[h]ancurkan hati segala yang memandang / Memberi belas rasanya bimbang
Jaran Tamasa pun berkata / Sambil berlinang air mata Aduh pekulun emas juita / Sedap manis jangan dikata
Aria ningsun utama jiwa / Emas merah tuanku nyawa Cahaya mata kekanda kedua / Patutlah kakak membuang nyawa
Batu kepala cahaya mata / Tuanku nyawa badan beta Tinggallah tuan emas juita / Kakak mohon meng(h)adap Sang Nata
Sekali inilah memandang adinda / Dipandangkan lagi aku tiada Tinggallah nyawa badan kekanda / Nasib kita seketikalah ada
Diangkat isterinya lalu diriba / Aria ningsun bidadari Segerba Niat kakak hendak menjadi hamba / Matilah beta di dalam rimba
Sekali inilah kakak meriba tuan / Membujuk ningsung emas tempawan Batu kepala muda bangsawan / Harapkan tuan mahu bersetiawan(1)
Jiwa kekanda yang baik pekerti / Patutlah dimurka Seri Bupati Berbagai bujuk kata yang manis / Seperti sakar madu kandis
40
Ken Lamlam Arsa tunduk menangis / Rasa hatinya bagai dihiris
Seperti disahut dengan air matanya / Suatu pun tiada apa katanya Belas sangat rasa citanya / Seperti hendak pergi berserta
Hendak matilah kepada rasa / Olehnya kasih putus asa Hancurlah hati Jaran Tamasa / Melihatkan laku Ken Lamlam Arsa
Belas kasihan memandang isterinya / Dipeluk seraya ditangisinya Sepertikan putus rasa hatinya / Dicium seraya dibujuknya
Dipeluk lehernya seraya berkata / Sambil menyapu air mata Diamlah tuan emas juita / Jiwaku jangan sangat bercinta
Janganlah masyghul di dalam dada / Sudahlah untung bangsawan muda Jika jiwaku kasih akan kekanda / Jangan berubah setia adinda
Tiadalah kakak putus asa / Sama lebur sama binasa Menengarkan kata Jaran Tamasa / Berkata pula Ken Lamlam Arsa
Kekanda jangan berhati walang / Janganlah banyak kata diulang Kekanda bunuhlah beta sekarang / Inginlah [ingar?] beta dahulu hilang