Pages
41
Kelihatanlah kasih beta akan kekanda / Tampak sekarang setia adinda Tiadalah sengketa di dalam dada / Ibu bapa pun sudah tiada
Hidup pun apa akan gunanya malang / Mata siapa hendak dipandang Jika beta sudah hilang / Mana bicara kekanda sekarang
Terlalulah belas Jaran Tamasa / Menengarkan kata Ken Lamlam Arsa Seperti dihiris dengan sembilu kepada rasa / Hancur luluh hatinya binasa
Lalu diambil tangan isterinya / Dicium seraya dijunjungnya Habislah kasih di dalam hatinya / Dipeluk dicium seraya katanya
Dewa[?] sunan bangsawan muda / Janganlah gundah di dalam dada Kasih rupanya tuan akan kekanda / Nyawalah balas kasih adinda
Tuanlah seperti Dewi Setiawati / Seperti kasih budi pekerti Jiwaku jangan berlemas hati / Kalau kekanda tiada mati
Takut ada gerangan ampun Sang Nata / Kasih kekanda kakak Gajah Seberata Akan kekanda yang hina lata / Tuan dengarlah dahulu warta
Jika tiada diampun oleh Sang Nata / Jikalau kakak sudah mati
42
Mana bicara tuan emas sejati / Jiwaku jangan walang hati
Jika sudah mati kekanda nyata / Mana suka hati emas juita Jiwaku jangan berduka cita / Tiada mengapa gerangan beta
Menengarkan kata Jaran Tamasa / Dapatlah [?] sedikit hati Ken Lamlam Arsa Sepertikan sungguh kepada rasa / Suaminya itu tiada binasa
Dipeluk dicium muda pisari / Bertukar sepah laki isteri Bertukar cincin daripada jari / Kasih sayang tiada terperi
Dibujuk dengan manis cumbuan / Batu kepala emas tempawan Jiwa kekanda tinggallah tuan / Kakak bermohon hendak berjalan
Janganlah tuan syak dan sangka / Tiadalah mati gerangan kakak Jiwaku jangan sangat duka / Supaya hati kekanda suka
Jangan menangis apa adinda / Memberi gundah di dalam dada Jangan tuan turut hati muda / Tuan dengarlah dahulu khabar kekanda
Hati yang duka disamarkannya / Hendak menyukakan hati isterinya Ken Lamlam Arsa pun belas hatinya / Lalu turun dari ribaannya
43
Sambil menyapu air mata / Tiadalah sedap pada rasa cita Ke mana lagi hendak dikata / Sudahlah dengan kehendak dewata
Jaran Tamasa pun belas kasihan / Sepertikan tiada tertinggalkan Dipeluk dicium sekalian badan / Digagah hatinya turun berjalan
Sambil menoleh-noleh ke belakang / Rasa hatinya terlalu bimbang Pilu belas tiada kepalang / Kasihankan isterinya tinggal seorang
Berjalan sedikit kembali pula / Aduh pekulun batu kepala Tuan memberi kekanda gila/ Hancurlah hati tiada berkala
Seketika tiada tuan kupandang/ Hanguslah hati bagai direndang Bekalkan kakak sepah terbuang / Akan ubat hati yang walang
Bertambahlah belas Ken Lamlam Arsa / Melihat kelakuan Jaran Tamasa Hancurlah hati kepada rasa / Lemah anggota letih dan lesa (lasa)
Rasa hati tiada berketahuan / Makan sirih di dalam puan Sepah disambut muda bangsawan / Dipeluk dicium dengan cumbuan
Emas mirah(1) rotan pekaca (2) / Tuanlah tempat kakak bermanja
44
Gemilang paras cahaya durja / Seketika [Seperti?] putera raja-raja
Diambil sepah bertemu mulut / Dicium pipi leher dipaut Rasa hatinya terlalu sangkut / Tetapi tiada mau diturut
Dipeluk dicium sekalian badan / Jiwa kekanda tinggallah tuan Digagah hatinya turun berjalan / Seperti akan balik pada perasaan
Diputuskan daripada hatinya / Daripada tersangkut akan isterinya Berjalan keluar dengan gundahnya / Ken Lamlam Arsa tinggal menangis seorangnya
Jaran Tamasa pun berjalan / Seperti bulan diarak awan Diiringkan oleh hamba sahayanya / Semuanya itu belas akan ianya
Renjaka pun gundah di dalam dadanya / Melihatkan hal kelakuan tuannya Sungguh pun berjalan bangsawan muda / Akan berjalan akan tiada
Setelah luluh masyghul di dalam dada / Sambil meninggalkan bangsawan muda
Seraya menoleh ke belakang / Seperti hendak berbalik pulang Menambah manis tiada kepalang / Membelaskan hati segala yang memandang
Sangatlah belas rawan merindu / Matanya balut [sama diadu?]
45
Rambutnya kusut lakunya sedu / Manis seperti laut madu
Seketika berjalan Jaran Tamasa / Bertemu saudaranya Gagak Rajasa Menanti di jalan bawah semendarasa / Sudah memakai muda perkasa
Berlelancing gerinsing wayang / Berkampuh rangdi panji melayang Bersabuk cindai natar kembang / Berkeris landean emas berkerawang
Bertali leher permata adikara / Bergelang kana perbuatan segara Beranting nilam permata mutiara / Urapan khalambak (kelembak) [m-n-r-a-s?] nagara[?]
Digubah s-w r a p-a nya [?] [menengar [sayunya? s-r-y-w?]nya / Makin bertambah baik rupanya [Dicampurkan seri penuh dadanya] / Giginya hitam berkilat rupanya
Bibirnya merah [a-n terang? b-ng?] / Sikap berani tiada kepalang Pantas [p-a ng-s?] sikap hulubalang / Ditegur adikku paras gemilang
Telah dilihatnya datang saudara / Marilah tuan berjalan segera Kita meng(h)adap Seri Betara / Boleh didengar apa bicara
Sambil dipimpin tangan adiknya / Berjalanlah kedua bersaudaranya Terlalu sekali belas dan rawan/ Semuanya menangis rasanya kasihan