29
Facsimile
Transcription
Layaklah tuanku utama jiwa // Teman kekanda memandang nyawa
Berkata itu seraya tertawa // Ken Lamlam Arsa tersenyum jua
Belas rasanya di dalam cita // Jaran Tamasa tersenyum seraya berkata
Tuan lihatlah rupa kita // Di dalam cermin seperti dipeta
Seperti indera dengan bidadari // Sayang tak beruntung muda pisari
Kasih tiada berapa hari // Seuntunglah kita laki isteri
Tiada lama tuah [tuan?] berhambakan beta // Tuan nyawaku cahaya mata
Jiwa kekanda emas juita // Mati muda gerangan kita
Berkata itu sayu hatinya // Sambil mencium pipi isterinya
Bertemu mulut sepah diberinya // Makin bertambah kasih sayangnya
Terlalulah belas hamba sahayanya // Memandang laku kedua tuannya
Hidangan dibawa oleh pengasuhnya // Makanlah ia kedua laki isterinya
Telah sudah keduannya makan // Makan sirih memakai bau-bauan
Didukung isterinya muda bangsawan // Naik gajah lalu berjalan
Berjalan menyusur kaki gunung // Rawan rasanya seraya terlengung(1)
Notes and Questions
Please sign in to write a note for this page