Pages
31
Bunga yang baharu hendak kembang // Merkah dari kuntum kelihatan cemerlang Seperti tersenyum akan orang hendak perang // Merdu sekali diserang kumbang
Merak berbunyi sambil terbang // Bersahut-sahutan dengan enggang Seperti menegur orang yang datang // Lakunya seperti hendak melarang
Jaran Tamasa turun dari gajahnya // Menyambut Ken Lamlam Arsa didukungnya Di atas batu diletak isterinya // Dinaungi gunung seperti payung rupanya
Duduk meriba Ken Lamlam Arsa // Tiadalah ia sedarkan dosa Terlalulah suka Jaran Tamasa // Seperti membawa isterinya bermain rasa
Telah hari pun malamlah // Segala mergastua pun berbunyilah Terlalu rindu bunyi-bunyian indah // Seperti laku orang bermainlah
Berbagailah segala bunyinya // Kuang bersahutan lagi [bunyinya? baninya?] Terlalu ramai pada pen(d)engarannya // Seperti yang diberahi pada rasa hatinya
Dibawa oranglah hidangannya // Makanlah Jaran Tamasa dengan isterinya Telah sudah makan keduanya // Makan sirih di dalam jorongnya
Dipeluk leher disuapnya sepah // Kasih tuan penuh limpah
32
Aria ningsun emas merah // Janji tuan jangan berubah
Metari dihampir [madu sari] // Tidurlah ia laki isteri Dipeluk dicium muda pisari // Bujuk dan cumbu tiada terperi
Katanya su[su]nan jiwa kakak // Lamun terpandang pada tuan juga Jadi hilanglah percintaan kakak // Lebih daripada penawar ubat luka
Jika seribu kali mati hidup pula // Tuanku juga teman ku bela Niat kekanda dari awal mula // Sama hancur sama berkala
Jangan kiranya bercerai kedua kita // Itulah tuan kekanda pinta Yang baik paras di mata beta // Hanyalah jiwaku emas juita
Rupa yang elok gilang gemilang // Suara yang merdu tiada kepalang Itulah bekal kekanda hilang // Tiadalah kaka[k] berhati walang
Ken Lamlam Arsa pun belas hatinya // Kasihan menengar kata suaminya Jaran Tamasa berkakawin (kekawin) merdu suaranya // Seperti buluh perindu halus manisnya
Bergurau bersenda laki isteri // Suka rasanya tiada terperi Waktu pun sampai dinihari //Terlalai seketika muda pisari
33
Segala ajar-ajar yang di gunung / Memuji-muji kedengaran berdengung Terkejut dari tidurnya keduanya melengung / Belas hatinya seperti bingung
Jaga keduanya daripada tidur / Penengaran seperti bunyi k-l-a k-n-jur Itupun menambah hatinya hancur / Sayup berbunyi burung cucur
Ramai seperti bunyinya tangisan orang / Menangiskan suaminya keluar perang Sayup-sayup berbunyi kuang / Merawankan hati seperti melarang
Sabung-menyabung kilat pun ada / Berbunyi guruh antara ada dengan tiada Itu pun membelaskan hati muda / Memberi rawan di dalam dada
Segala penglihatan dan penengarannya / Semuanya memberi belas hatinya Daripada hati dilenyapkannya / Mana untung diredhakannya
Sudahlah gerangan untungku tuan / Di mana lagi disalahkan Baiklah sekali kusukakan / Kehendak dewata ku redhakan
Angin bertiup sepoi-sepoi ba[ha]sa / Melempai segala taruk rajasa Seperti diberitahu menyuruh bangat / Berdebarlah hati hilang semangat
Seperti diberitahu kematiannya / Sayu belas rasa hatinya
34
Letih lesu rasa tubuhnya / Seperti tiada roh [arwah?] kepada rasa[nya]
Layu seperti taruk semendarasa / Tiadalah berketahuan kepada rasa Mengeluh sedikit Ken Lamlam Arsa / Segera dipeluk Jaran Tamasa
Diciumnya pipi seraya berkata / Tuanku nyawa cahaya mata Mengapa mengeluh emas juita / Menyesalkah tuan bersuamikan beta
Jika tuan tiada suka / Janganlah jiwaku mengambil kakak Biarlah kekanda mati seorang juga / Tuanku jangan berhati duka
Jiwaku jangan berjauh rasa / Kerana kakak yang empunya dosa Patutlah kekanda seorang binasa / Tersenyum sedikit Ken Lamlam Arsa
Belas menengarkan kata suaminya / Lalu titik air matanya Makin ia melihat laku isterinya / Terlalulah belas rasa hatinya
Dipeluk dicium seraya berkata / Batu kepala cahaya mata Tuanku nyawa ratna juita / Tuanku yang seperti gunung permata
Tuan yang seperti anakan syurga / Seperti manikam tiada terharga Tuankulah manis di mata kakak / Seperti emas ukiran tiga
35
Tuanku seperti kesuma segunung / Jiwaku jangan tuan melengung Diambilnya tangan lalu dijunjung / Lakunya seperti mabuk kecubung Ken Lamlam Arsa diangkat ke ribanya / Dipeluk dicium di dalam pangkunya
Apa bicara emas tempawan / Maka demikian kelakuan tuan
Seperti orang menaruh duka / Layu seperti taruk angsoka Tuan katakan kepada kakak / Supaya hati kekanda suka
Ken Lamlam Arsa menyahut kata / Kekanda bunuhlah dahulu beta Supaya kelihatanlah hati kita / Tiadalah kekanda walang dicita
Telah menengarkan kata isterinya / Jaran Tamasa menangis belas hatinya Dipeluk dicium seraya katanya / Diambilnya tangan lalu diciumnya
Tuanku nyawa ratna yang mulia / Seperti bulan purnama raya [Tiadakah] kekanda tiada percaya / Akan tuan hendak bersetia
Jiwaku jangan berkata demikian / Tahulah kekanda kasih tuan Jika sudah kakak mati di medan / Mana bicara emas tempawan
Terlalulah kasihan melihat isterinya / Membelaskan hati barang kelakuannya